Hidupku
Seperti selalu berada dalam kepura-puraan. Jujur ada kelelahan dalam menjalani hidup yang selama ini dijalani. Tidak mengerti dengan makna kehidupan yang sesungguhnya. Tidak mengerti pada diri sendiri. Tidak tau mau kemana. Terlalu takut menghadapi segalanya. Tidak siap dengan segala yang ada.
Pertemanan, persahabatan, permusuhan, suka, senang, sedih, menangis, tertawa, dan segalanya. Apa yang sebenarnya dijalani dan kemurnian tentang perasaan itu. Tak ada yang pernah didapat dengan tulus. Mungkin hanya dalam keadaan marah tulisan ini. Tapi, terlalu lelah tuk memendam, menahan sakit, menahan marah. Butuh sebuah luapan tentang perasaan. Butuh pengertian tuk dimengerti. Butuh bantuan tuk menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Tapi, apakah inti dari hidup yang sebenarnya ? Apakah harus selalu bahagia ? Entahlah, terlalu dini tuk memikirkan itu. Yang dipikirkan hanyalah, bagaimana cara membuat damai dan tentram hati sendiri. Tanpa terlalu memikirkan hal yang menguras emosi. Pilih kasih, cinta sepihak, cemburu, bosan, kewajiban, masa depan, benci, amarah. Itu semua cukup menguras hati dan otak.
Perasaan berkecambuk menjadi bentrok batin. Ingin terlepas dari semua itu. Mencari kedamaian. Kenapa hidup harus seperti itu ? Kenapa harus selalu mengerti orang lain tapi menerima jika diri tak pernah dimengerti ? Mengapa harus selalu merasa bersalah ? Mengapa takut tuk meminta bantuan ? Terlalu takut tuk semua itu.
Kelelahan merasuki jiwa. Semoga hilang semuanya menjadi sesuatu yang membangkitkan. Dan tak akan pernah menyerah dengan semuanya.
Semangat.
Pertemanan, persahabatan, permusuhan, suka, senang, sedih, menangis, tertawa, dan segalanya. Apa yang sebenarnya dijalani dan kemurnian tentang perasaan itu. Tak ada yang pernah didapat dengan tulus. Mungkin hanya dalam keadaan marah tulisan ini. Tapi, terlalu lelah tuk memendam, menahan sakit, menahan marah. Butuh sebuah luapan tentang perasaan. Butuh pengertian tuk dimengerti. Butuh bantuan tuk menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Tapi, apakah inti dari hidup yang sebenarnya ? Apakah harus selalu bahagia ? Entahlah, terlalu dini tuk memikirkan itu. Yang dipikirkan hanyalah, bagaimana cara membuat damai dan tentram hati sendiri. Tanpa terlalu memikirkan hal yang menguras emosi. Pilih kasih, cinta sepihak, cemburu, bosan, kewajiban, masa depan, benci, amarah. Itu semua cukup menguras hati dan otak.
Perasaan berkecambuk menjadi bentrok batin. Ingin terlepas dari semua itu. Mencari kedamaian. Kenapa hidup harus seperti itu ? Kenapa harus selalu mengerti orang lain tapi menerima jika diri tak pernah dimengerti ? Mengapa harus selalu merasa bersalah ? Mengapa takut tuk meminta bantuan ? Terlalu takut tuk semua itu.
Kelelahan merasuki jiwa. Semoga hilang semuanya menjadi sesuatu yang membangkitkan. Dan tak akan pernah menyerah dengan semuanya.
Semangat.
Posting Komentar untuk "Hidupku"