Harapan Kosong
Mengapa saya memberi judul tulisan ini dengan harapan kosong. Ini ada hubungannya dengan kejadian tadi.
Beberapa hari lalu saya melihat sebuah lowongan kerja. Lalu saya memberi tau teman saya. Kamipun sepakat untuk memasukkan surat lamaran tersebut :)
Pada hari ini kami sudah siap dengan segala persyaratan yang ada (masih ada yang kurang).
Pertama kami naik angkot dari kampus untuk pergi cuci foto yang rencananya digunakan untuk persyaratan tersebut. Tempatnya ada di depan kampus. Namun, belum juga foto itu dicuci. Komputer di tempat itu mati. Keberuntungan belum ada :( akhirnya kami memutuskan untuk jalan kaki menuju ke toko buku untuk foto kopi dan membeli map merah. Dibawah terik matahari yang terang benderang. Super duper panas.
Setelah itu kami naik angkot menuju ke studio foto. Untuk berfoto. Setelah foto itu jadi kami menuju ke tempat yang kami tuju.
Ketika di sana. Teman saya bertanya kepada salah satu karyawan di tempat itu.
A : "disini lagi ada lowongan ? "
B : " ade mau kasih masuk lamaran?"
A : " iya"
B : " ade kuliah ?"
A : "iya"
B : "maaf..... ... "
intinya maksud orang itu tidak menerima yang lagi kuliah. Oh.. Kalau tau begitu tidak akan berusaha dengan semangat untuk hal yang palsu.
Itu salah saya juga, tidak mencari tau terlebih dahulu. Membuang waktu karena kami telat masuk kuliah fisika. Rasanya itu seperti kita sudah naik ke puncak gunung lalu tiba-tiba kita terjatuh dari gunung tersebut. Sakit sekali (menurutku).
Sangat merasa bersalah. Maaf buat kedua teman saya. Jika ada informasi lagi akan saya pastikan terlebih dahulu apa bisa atau tidak.
Sehingga tidak hanya menjadi harapan kosong.
Beberapa hari lalu saya melihat sebuah lowongan kerja. Lalu saya memberi tau teman saya. Kamipun sepakat untuk memasukkan surat lamaran tersebut :)
Pada hari ini kami sudah siap dengan segala persyaratan yang ada (masih ada yang kurang).
Pertama kami naik angkot dari kampus untuk pergi cuci foto yang rencananya digunakan untuk persyaratan tersebut. Tempatnya ada di depan kampus. Namun, belum juga foto itu dicuci. Komputer di tempat itu mati. Keberuntungan belum ada :( akhirnya kami memutuskan untuk jalan kaki menuju ke toko buku untuk foto kopi dan membeli map merah. Dibawah terik matahari yang terang benderang. Super duper panas.
Setelah itu kami naik angkot menuju ke studio foto. Untuk berfoto. Setelah foto itu jadi kami menuju ke tempat yang kami tuju.
Ketika di sana. Teman saya bertanya kepada salah satu karyawan di tempat itu.
A : "disini lagi ada lowongan ? "
B : " ade mau kasih masuk lamaran?"
A : " iya"
B : " ade kuliah ?"
A : "iya"
B : "maaf..... ... "
intinya maksud orang itu tidak menerima yang lagi kuliah. Oh.. Kalau tau begitu tidak akan berusaha dengan semangat untuk hal yang palsu.
Itu salah saya juga, tidak mencari tau terlebih dahulu. Membuang waktu karena kami telat masuk kuliah fisika. Rasanya itu seperti kita sudah naik ke puncak gunung lalu tiba-tiba kita terjatuh dari gunung tersebut. Sakit sekali (menurutku).
Sangat merasa bersalah. Maaf buat kedua teman saya. Jika ada informasi lagi akan saya pastikan terlebih dahulu apa bisa atau tidak.
Sehingga tidak hanya menjadi harapan kosong.
Posting Komentar untuk "Harapan Kosong"