Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Merindukan Hujan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu...

Berjumpa lagi bersama saya masih disini masih denganmu masih di blog yang sama dan di dunia yang sama ;)

Bagaimana cuaca di kota anda? apakah masih kemarau? atau sudah diguyur hujan? Di daerah saya Kota Kendari masih sangat panas.

Saat ini saya ingin membahas tentang kerinduan terhadap hujan yang tak kunjung turun.


Sudah sangat lama, sudah sangat panas, sudah sangat gerah keadaan ini. Entah mengapa hujan tak kunjung hadir memberikan kesejukan, menghadirkan nostalgia, memberikan cerita, menghapus jejak kekeringan.
Entah berapa kali hujan turun selama tahun 2015. Seperti lupa rasanya ketika hujan turun.
Entah sudah berapa kali saya mendengar kata "kenapa panas sekali ini?"
Heuhhhh hujan hujan hujanlah...

bmkg.go.id

Apakah cuma di Kota Kendari yang masih panas? Padahal di kota-kota lainnya menurut ramalan cuaca sudah merasakan hujan.

Saya akan sedikit membahas tentang apa yang menjadi alasan kemarau dapat terjadi di Indonesia? berikut penjelasannya

1. Letak geografis Indonesia yang berada di tengah garis khatulistiwa

Hampir dipastikan semua orang di negeri tahu dan menyadari bahwa tanah kebanggan yang mereka pijak berada persis di garis khatulistiwa. Karena posisi geografis inilah, Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Pergerakan angin yang bertiup di negara khas yang berada di khatulistiwa telah sebabkan proses alamiah terjadinya dua musim tersebut.

2. Gejala perubahan cuaca

Wilayah Indonesia yang terdiri dari samudera dan lautan luas sebabkan perilaku aliran angin muson timur di antara bulan April hingga Oktober. Angin periodik
setiap setahun sekali ini mengalirkan hawa panas dari gurun gersang Benua Australia yang sangat luas daratannya menuju ke wilayah Indonesia.

3. Udara dan Alam yang makin rusak dan tercemar

Walaupun secara tidak langsung mempengaruhi gejala musim kemarau,namun ternyata perubahan kandungan udara dan alam yang sudah sangat tercemar ikut memberikan andil bencana kekeringan.
Polusi dan alam yang tercemar secara akumulatif membawa dampak kerugian pada berkurangnya keseimbangan alam.
Akibatnya jika kemarau panjang melanda, maka air tanah akan cepat kering karena minimnya pepohonan, atau jika musim kemarau tiba maka kualitas udara akan bertambah semakin buruk atau kualitas air akan sangat tercemar.


4. Gejala Alamiah Bumi berwujud El Nino.

Secara arti ilmiah, El Nino dapat dijelaskan sebagai gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (SPL/SST) di Samudera Pasifik di sekitar garis ekuator khususnya di bagian Tengah dan Timur, tak jauh dari wilayah Pantai Negara Peru.
Selain itu, El Nino pun berdampak pada menurunnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator bagian barat. Penjelasan ilmiahnya seperti ini, Saat memasuki gejala El Nino, aliran massa uap air dari Indonesia mengalir ke Samudera Pasifik, akibatnya terjadi pengurangan pasokan uap air di wilayah Indonesia. Padahal pasokan uap air yang melimpah di Indonesia adalah pemicu turunnya hujan deras. Jika uap air berkurang, cuaca di Indonesia cenderung dingin dan kering. El Nino akan menyebabkan fenomena Kemarau berkepanjangan tergantung seberapa besar intensitas El Nino tersebut. (CAL)
(sumber : blog.act.id)



annida-online.com

Karena, kemarau berkepanjangan itulah yang membuatku rindu akan turunnya tetes demi tetes air dari langit. Sangat rindu... Rindu... rindu...


ruangqolbupemas.blogspot.com

Dari penjelasan-penjelasan di atas bisa kita pahami mengapa hujan tidak kunjung turun.

Tapi, jika di daerah lain hujan sudah mulai turun. Mengapa disini tak kunjung hadir? Mungkin dia lelah? Ataukah hujan enggan turun karena tak ingin menjadi perusak pekerjaan jalan di Kota Kendari?

Saya hanya bisa berharap hujan turunlah.
Ada beberapa hal yang ingin saya lakukan ketika hujan turun, yang pertama mandi hujan, kedua mandi hujan, ketiga mandi hujan hehe :grin:

Demikianlah tulisanku kali ini, sampe ketemu di postingan selanjutnya :)


“Bagiku, hujan menyimpan senandung liar yang membisikan 1001 kisah.
Tiap tetesnya yang merdu berbisik lembut, menyuarakan nyanyian alam yang membuatku rindu mengendus bau tanah basah.
Bulir-bulir yang jatuh menapak diatas daun, mengalir lurus menyisakan sebaris air di dedaunan.
Sejuk, mirip embun.
Hidup seperti ini.
Aku bisa merasakan senja yang bercampur bau tanah basah sepeninggal hujan.
Seperti kanvas putih yang tersapu warna-warna homogen indah.
Dentingan sisa-sisa titik hujan di atas atap terasa seperti seruling alam yang bisa membuatku memejamkan mata.
Melodi hidup, aku menyebutnya seperti itu.
Saat semua ketenangan bisa kudapatkan tanpa harus memikirkan apa pun.

Yoana Dianika, Hujan Punya Cerita tentang Kita


4 komentar untuk "Merindukan Hujan"

  1. Mantap... Salam kenal, kunbal ditunggu ya?

    BalasHapus
  2. alhamdulilah di tempat saya sudah sering hujan sob.

    tapi masih tetap sama merindukan juga.
    merindukan kamu :grin:

    BalasHapus
  3. Di derah sini jg merindukan hujan...... Eh Sob datang keblog saya ya .... Karena saya besok tgl 29/11/2015 ulang tahun :D

    BalasHapus
  4. alhamdulillah di daerah saya sudah sering hujan mbak. Udah gk susah air lagi. Semoga di daerah mbak juga cepet musim hujan

    BalasHapus